1. 1. Apa beda antara kritik intern dan ekstern ? Terangkan cara untuk membuktikan keduanya !
2. 2. Gambarkan secara singkat mengajar teknik-teknik sejarah yang disampaikan oleh Louis Gatschalk ( Bab VIII ) kemudian komentari langkah tersebut menurut Saudara!
3. 3. Bagaimana cara yang paling baik bagi sejarawan untuk memberi sumbangan pada usaha mengerti 4. masyarakat dan hubungannya dengan generalisasi sosial ( hal 184 ). Beri contoh pada kasus Indonesia !
4. Coba terangkan intisari metode sejarah setelah itu buatlah proposal penelitian sejarah!
JAWABAN
1. Kritik ekstern merupakan suatu cara untuk menguji terhadap otentisitas, asli, turunan, palsu, serta relevan tidaknya suatu sumber.
Adapun cara untuk membuktikannya, antara lain :
a. Ujian atau test
Sejarahwan diharapkan harus menggunakan ujian atau test yang biasanya dipergunakan dala penyelidikan polisi atau kehakiman.
b. Menerka-nerka tanggal dokumen
Sejarawan menerka-nerka seakurat mungkin tanggal dari dokumen. Kapan dibuat, cocokah antara tulisannya atau tinta dengan tahun pembuatannya. menyelidiki materi untuk mengetahui apakah dokumen tersebut anakronis.
c. Menerka-nerka nama pengarangnya
Sejarawan menerka-nerka seakurat mungkin nama pengarang dokumen tersebut, yaitu dengan cara mengidentifikasi tulisan tangan, tanda tangan, materai, dan jenis huruf. Selain itu juga dapat dilakukan menerka langgam anakronis referensi dan anakronis pengarang kepada peristiwa ( terlalu awal, akhir, atau jauh )
Kritik intern merupakan pengujian terhadap isi atau kandungan sumber yang bertujuan untuk menyeleksi data menjadi fakta.
Adapun Cara untuk pembuktiannya :
a. Mempelajari berbagai aspek kebahasaan yang digunakan dalam sumber sejarah
b. Mempelajari jenis dan tipe aksara yang dipakai menulis sumber sejarah dan apabila sumber ditulis dengan aksara yang telah tidak terpakai lagi sebagai bahasa perantara, maka kegiatannya sebagai berikut :
· Pembacaan sumber
· Menyalin hasil bacaan sebagaimana adanya kedalam tulisan latin
· Menyalin hasil tranliterasi sesuai dengan kaidah bahasa yang bersangkutan
· Menerjemahkan sumber ke dalam bahasa Indonesia
c. Mempelajari hal tersebut dengan ilmu bantu untuk mempelajari berbagai hal atau aspek yang berkaitan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama pada saat sumber tersebut ditulis
d. Mempelajari keterkaitannya dengan sumber lain
e. Melakukan penelitian intrinsik terhadap isi sumber untuk menentukan sifat informasi atau data-data sejarah yang diberikan
f. Mengusut hubungan intrinsik antar berbagai fakta yang diperoleh dengan cara menjejerkan dan membandingkannya.
2. Mengajar teknik – teknik sejarah
a. Mendorong rasa ingin tahu mahasiswa
Misalnya dengan memberikan pancingan pertanyaan kepada mahasiswa mengenai suatu peristiwa sejarah sehingga mereka memiliki rasa ingin tahu tentang apa jawaban dari pertanyaan sejarah tersebut.
Misalnya dengan memberikan pancingan pertanyaan kepada mahasiswa mengenai suatu peristiwa sejarah sehingga mereka memiliki rasa ingin tahu tentang apa jawaban dari pertanyaan sejarah tersebut.
b. Membantu seorang mahasiswa dalam memilih subjek
Dalam hal ini membantu mahasiswa menentukan bahasan atau subjek apa saja yang bisa dipelajari dan diteliti lebih lanjut dan dikaitkan dengan relevansi bahan, sifat konkrit dan presisi dari subjek serta koherensi dari komposisi yang dapat dikontrol lebih lanjut oleh suatu pembatasan yang luas dari sebuah laporan akhir.
c. Alat bantu bibliografi dan nasehat ahli
Mahasiswa harus tahu mengenai jenis bibliografi yang dibutuhkan, dan pembimbing hberkonsultasi lewat surat ataupun wawancara dengan ahli yang mungkin dapat memberikan tambahan informasi.
d. Beberapa alat bantu bagi komposisi
Setiap orang yang bermaksud mengrang suatu pekerjaan yang serius, disamping sebuah kamus yang baik, sebaiknya memiliki thesaurus, sebuah kamus-kutipan, sebuah ensiklopedia satu jilid, dan sebuah manual mengenai persoalan tata bahasa dan langgam yang masih dapat diperdebatkan.
e. Kata yang tepat dan ungkapan yang akurat
Kata yang tepat dan ungkapan yang akurat menjadi penting karena ia berusaha menyampaikan kebenaran dengan sebuah ungkapan kata-kata yang mencukupi. Tidak hanya harus menciptakan suatu penelaan yang lengkap dan akurat tetapi sebisa mungkin menghindari kata-kata yang hampir memiliki kesamaan makna disamping iti penggunaan istilah-istilah eksak juga diperlukan untuk mempertegas makna.
f. Identifikasi-identifikasi yang layak
Sebaiknya dalam penulisan tidak memasukkan nama –diri seperti nama orang , nama tempat, pengelompokan resmi atau peristiwa kedalam karangannya, tanpa suatu identifikasi. Dimana hal-hal seperti itu akan terasa menggurui dan pedantis.
g. Mengedit sebuah dokumen
Suatu hal yang harus dihindari oleh sejarawan muda adalah pengutipan yang terlalu panjang dan terlalu sering. Sejarawan muda harus menempatkan dokumen itu pada latar belakang sejarah yang semestinya dan mampu menerangkan mengapa dokumen itu dianggap penting, otentik ataupun tidak otentik.
h. Menghindarkan Langgam yang dibuat-buat
Seorang pemula cenderung untuk menganggap bahwa alat-alat retoris yang dibuat-buat dapat menambah kebagusan langgamnya. Perumpamaan yang rumit menambahkan pula bahaya klise kiasan yang bercampur.
i. Ungkapan-ungkapan yang memperlihatkan proses-proses mental
Apa yang diinginkan pembaca dan apa yang diperolehnya adalah kesimpulan yang aman, pernyataan yang terjamin, dugaan yang masuk akal, ia berharap proses-proses mental pada diri pengarang tidak muncul. Jika perlu dapat diberikan referensi-referensi didalam catatan untuk memperlihatkan mengapa pernyataan tersebut diungkapkan secara singkat dan dibenarkan.
Pendapat saya
Langkah-langkah yang dikemukakan Louis Gatschalk didalam mengajar teknik sejarah di atas sudah cukup relevan. Dalam menjelaskan mengajar teknik-teknik sejarah bisa membarikan suatu kerangka dalam menjelaskan teknik-teknik tersebut.
3. Cara yang paling baik bagi sejarawan untuk memberi sumbangan pada usaha mengerti masyarakat dan hubungannya dengan generalisasi sosial adalah
a. dengan jalan menemukan kontradiksi-kontradiksi dan perkecualian-perkecualian dalam generalisasi-generalisasi ilmu sosial. Beberapa pengertian ilmu sosial didasarkan atas contoh-contoh sejarah yang dipilih oleh sejarawan (atau oleh sarjana ilmu sosial sebagai sejarawan). Argumen semacam itu bergerak dari premise ke contoh dan kembali ke premisse lagi.
b. sejarawan tidak hanya pencari data bagi ilmuan sosial, tetapi juga melakukan pengecekan terhadap validitas daripada pengertian atau konsep ilmu sosial bagi masa lampau
· Contoh kasus di Indonesia
Terorisme di Indonesia
Mayoritas bangsa barat dan Indonesia pasti dihubungkan dengan agama islam atas nama Jihad. Maka sejarahwan akan mencari fakta dan justru karena ekspetasi dalam pencarian tersebut, sejarahwan mampu membantu menciptakan suatu kondisi sosial dimana sejarahwan mampu memberikan suatu pandangan yang berdasarkan fakta, bahwa terorisme bukan agama islam. Tetapi oknum-oknum yang mengatasnamakan agama islam.
4. Metode sejarah merupakan sekumpulan prinsip dan aturan yang sistematis, dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam pengumpulan sumber, penilaian secara kritis terhadapnya, kemudian menyajikan sebagai sintesis, biasanya dalam bentuk tertulis.
Adapun empat langkah dalam Metode sejarah, sebagai berikut :
a. Heuristik, yaitu proses mencari dan menemukan sumber-sumber yang diperlukan
b. Kritik adalah suatu tahapan untuk melakukan pengujian terhadap sumber-sumber yang digunakan sebagai langkah penyelidikan jejak-jejak masa lampau.
c. Interpretasi merupakan proses pengolahan data yang diperoleh penulis dalam melakukan seleksi terhadap data dengan mencari hubungan antara fakta yang ditemukan.
d. Historiografi, yaitu tahap terakhir dalam penulisan sejarah. Pada tahap ini rangkaian fakta yang telah ditafsirkan disajikan secara tertulis sebagai kisah atau cerita sejarah
PROPOSAL :
Judul : Keadaan Geografis Paradaban Mesopotamia
A. Latar belakang
Mesopotamia adalah “tanah diantara Dua Sungai “ yang disebut-sebut oelh penulis sejarah Yunani Kuno dan secara garis besar sama dengan Irak modern- sebagian sebagian besar terdiri dari daratan boyak bekas endapan. Kekecualinya hanyalah tempat bermuaranya sugai Tigris dan Eufrat di Teluk Persia yang berupa paya dan rawa gelagah. Iklimnya panas dan kering. (Samuel Noah Kramer. 1985 : 11). Mesopotamia berarti daerah diantara dua aliran sungai, Mesos = Tengah dan Potamos = Sungai. (Ruswandi. 1994 : 27). Jika daerah Mesopotamia dihubungkan dengan daerah lembah Sungai Yordan, terbentuklah suatu "tanah bulan sabit yang makmur" atau disebut The Fertile Crescent. ( Wardaya, 2009 : 93).
Lembah sungai eufrat dan tigris sejak zaman klasik sudah didiami oleh sejumlah bangsa, seperti sumeria, assyria, Babiloni, persia dan yahudi yang semuanya mendiami Mesopotami, sperti halnya mesir, peradaban Mesopotamia pun ikut membarikan kontribusi terhadap proses pembentukkan peradaban barat. (Muhammad Hadi Sandoro. 2006 : 43)
Para akeolog berpendapat bahwa orang-orang Sumeria pertama kali mendiami wialayah Mesopotamia, mereka menganal sistem tulisan sejak tahun 3300 sebelum masehi. Sistem tulisan itu lazim disebut Cuneiform. Sejumlah ilmu pengetahuan yang berasal dari orang-orang Sumeria diantaranya disebut-sebut Aljabar dan sistem kalender yang mendasrkan berdasarkan perhitungn bulan sangat membantu para petani untuk bercocok tanam. Dalam sistem kalender tahunan terbagi menjadi dua musim : musim dingin dan musim panas. (Muhammad Hadi Sandoro. 2006 : 43).
B. Batasan Masalah
Batasan Masalah bertujuan untuk membatasi kajian maslah yang akan diteliti agar pembahasan tidak terlalu luas serta terfokus pada tema yang diteliti. Penelitian ini akan difokuskan pada keadaan geografis peradaban mesopotamia, yakni lembah sungai Eufrat dan Tigris. Dimana dua lembah sungai tersebut mampu menjadi suatu daerah rebutan dari berbagai suku bangsa di tahun 5.000 sampai tahun 546 sebelum masehi. Ditahun inilah peneliti akan mencoba lebih fokuskan, bagaimana keadaan geografis dua lembah tersebut sehingga menjadi daya tarik sungai tersebut.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan geografis wilayah lembah sungai Eufrat dan Tigris..?
2. Siapa sajakah bangsa-bangsa yang pernah mendiami daerah tersebut?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan bagaimana keadaan geografis lembah sungai Eufrat dan Tigris
2. Menjelaskan tentang suku-suku bangsa yang pernah mendiami lembah sungai Eufrat dan Tigris
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan sarana dalam perkembangan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang keadaan geografis lembah sungai Eufrat dan Tigris di Afrika dan Asia (sekarang) yang pernah didiami dan perebutan beberapa suku bangsa. Dengan demikian manfaat dan kajian yang terdapat di dalamnya diharapkan dapat menjadi suatu masukan informasi sesuai dengan topic yang diambil dimasa mendatang.
Penelitian ini diharapakan dapat menambah khasanah penulisan sejarah geografi khusunya geografis lembah sungai Eufrat dan Tigris di Afrika. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya,khusunya yang berminat meneliti tentang keadaan geografis lembah sungai Eufrat dan Tigris yang merupakan awal dari munculnya suatu peradaban.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian sejarah maka mencapai penulisan sejarah upaya yang peneliti lakukan untuk mengkaji dan mengkonstruksi masa lampau dari objek yang diteliti ditempuh melalui metode sejarah. Dalam system keilmuan , metode merupakan seperangkat prosedur,alat atau piranti yang digunakan sejarawan dalam tugas meneliti dan menyusun sejarah. Proses penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu heuristic,kritik,intepretasi,dan tahapan akhir yaitu historiografi.
Tahap pertama heuristic yaitu proses mencari dan menemukan sumber-sumber yang diperlukan. Dalam pencarian sumber peneliti mencari melalui studi library dan kearsipan.
Tahap kedua yaitu kritik merupakan suatu tahapan untuk melakukan pengujian terhadap sumber-sumber yang digunakan sebagai langkah penyelidikan jejak-jejak masa lampau. Pada tahapan ini peneliti melakukan pengujian terhadap sumber-sumber yang relevan dengan tema yang diteliti. Selanjutnya peneliti membandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya untuk mencari persamaan dan kesinambungan fakta,sehingga sumber-sumber yang diperoleh saling melengkapi.
Tahap ketiga yaitu intepretasi merupakan proses pengolahan data yang diperoleh penulis dalam melakukan seleksi terhadap data dengan mencari hubungan antara fakta yang ditemukan. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan atau menginterpretasikan. Intepretasi dapat diperoleh dengan cara melakukan perbandingan dari fakta yang terkumpul untuk menetapkan serta memperoleh makna dari inti kajian yang dibahas.
Tahap keempat yaitu historiografi merupakan tahap akhir dari proses penyusunan penulisan skripsi. Historiografi merupakan suatu tahap untuk menyampaikan sintesa yang diperoleh serta telah melalui proses penyusunan menurut urutan kronologi kemudian disampaikan serta disajikan dalam bentuk tulisan dengan ketentuan penulisan dapat dipertanggung jawabkan secara konseptual teoritis dan metodologis menurut ilmu.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Keadaan Geografis Paradaban Mesopotamia secara pokok sebagai berikut :
Bab I yaitu pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,Batasan Maslah,Rumusan Masalah,Tujuan Penelitian,Manfaat Penelitian,Metode Penelitian dan Sistematika Penelitian.
Bab II Membahas tentang awal perkembangan munculnya peradaban didunia
Bab III Membahas tentang keadaan geografis lembah sungai Eufrat dan Tigris.
Bab IV Membahas tentang bangsa-bangsa yang pernah mendiami lembah sungai Eufrat dan Tigris antara tahun 5.000-536 sebelum masehi.
Bab V Berisi Penutup.